Senin, 14 Oktober 2024

𝗗𝗜 𝗔𝗡𝗧𝗔𝗥𝗔 𝗔𝗗𝗔𝗕 𝗕𝗘𝗥𝗦𝗢𝗦𝗠𝗘𝗗

 


Ahmad Syahrin Thoriq

𝗗𝗜 𝗔𝗡𝗧𝗔𝗥𝗔 𝗔𝗗𝗔𝗕 𝗕𝗘𝗥𝗦𝗢𝗦𝗠𝗘𝗗

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

1️⃣. 𝗝𝗮𝗴𝗮 𝘁𝘂𝗹𝗶𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝘂𝗰𝗮𝗽𝗮𝗻: Pastikan setiap tulisan, status, komentar, atau pesan kita di sosmed tidak mengandung ujaran kebencian, fitnah dan ghibah.

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

"𝘋𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢-𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢-𝘒𝘶, 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘤𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬." (QS. Al Isra: 53).

2️⃣. 𝗧𝗮𝗯𝗮𝘆𝘆𝘂𝗻 (Verifikasi Informasi): Jangan bermudah-mudah dengan hoaks dan hal-hal buruk yang banyak berseliweran di sosmed. Islam mengajarkan untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Yang benar saja belum tentu baik, apalagi yang tidak benar. Artinya sesuatu yang jelas-jelas benar sekalipun tidak boleh kita sebarkan jika tidak membawa kebaikan. Apalagi yang belum tentu benar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا

"𝘏𝘢𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘧𝘢𝘴𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘪𝘬𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘭𝘪𝘵𝘪." (QS. Al-Hujurat: 6)

3️⃣. 𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝗺𝗯𝗮𝗿 𝗮𝗶𝗯 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸𝗮𝗻 : Menyebarkan aib orang lain atau melakukan ghibah bahkan adu domba di media sosial adalah termasuk hal buruk yang menimpa banyak orang.

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا

"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘫𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯. 𝘚𝘶𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘨𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘵𝘪?" (QS. Al Hujurat: 12)

Termasuk hal yang dilarang tentu adalah mengumbar aib diri sendiri. Yang terkadang secara sadar maupun tidak disadari dilakukan oleh sebagian orang ketika curhat di sosmed entah karena sedang sedih atau marah.

4️⃣. 𝗕𝗲𝗿𝘀𝗶𝗸𝗮𝗽 𝗹𝗲𝗺𝗮𝗵 𝗹𝗲𝗺𝗯𝘂𝘁: Dalam menegur atau memberi nasihat di media sosial, sebaiknya dilakukan dengan kelembutan dan hikmah, agar pesan dakwah lebih mudah diterima. Jangan menggunakan kata-kata kasar yang justru membuat orang menjauh dari kebenaran.

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

"Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan memperindahnya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan merusaknya."

Alangkah disayangkannya mereka yang seharusnya bersosmed untuk hiburan, tapi malah dijadikan sebagai sarana menebar kebencian dan permusuhan. Yang apesnya itu dibungkus dengan kemasan dakwah dan bahasan agama. Orang terhubung di dunia maya menambah kenalan dan teman, dia malah mencari musuh dan menciptakan masalah.

Sungguh orang yang mengisi hal-hal mubah bahkan hanya hihi haha dalam sosmednya tanpa embel-embel agama, masih jauh lebih baik dari perilaku mereka ini.

5️⃣. 𝗠𝗮𝗻𝗳𝗮𝗮𝘁𝗸𝗮𝗻 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗸𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 : Media sosial dapat menjadi alat untuk mencari manfaat, menyebarkan kebaikan, ilmu, dan bahkan menyampaikan dakwah. Sebarkan konten yang bermanfaat dan menginspirasi, bukan yang dapat memancing permusuhan dan dosa.

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

"𝘉𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢." (HR. Muslim)

6️⃣. 𝗛𝗶𝗻𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗼𝗻𝘁𝗲𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗺𝗮𝗻𝗳𝗮𝗮𝘁 : Meskipun sosmed itu oleh sebagian orang hanya dijadikan sebagai sarana permainan dan hiburan, dalam islam bermain dan berhibur itu diperintahkan menjauhi hal yang sia-sia. Hendaknya menjauhi konten yang kurang bermanfaat terlebih yang berisi hal-hal yang tidak senonoh, keji apalagi yang bisa menjatuhkan ke dalam maksiat.

‌مِنْ ‌حُسْنِ ‌إِسْلامِ ‌الْمَرْءِ ‌تَرْكُهُ ‌مَا ‌لَا ‌يَعْنِيهِ

"𝘋𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘯𝘧𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢." (HR. Ahmad)

7️⃣. 𝗕𝗲𝗿𝗸𝗼𝗺𝘂𝗻𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗶𝗸 : Dunia maya tak ubahnya dunia nyata. Sebagaimana dalam kehidupan kita dituntut untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, begitu pula yang harus kita lakukan di jagad sosmed.

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

"𝘋𝘢𝘯 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢." (QS. Al-Baqarah: 83)

8️⃣. 𝗠𝗲𝗻𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗼𝗺𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿𝗶 𝗵𝗮𝗹 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶𝗸𝗲𝘁𝗮𝗵𝘂𝗶 : Jangan terlibat dalam pembicaraan tentang hal-hal yang bukan bagian dari tanggung jawab atau keahlian kita. Islam memberikan tuntunan agar kita tidak berbicara atas sesuatu tanpa dilandasi ilmu.

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

"𝘋𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪, 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢." (QS. Al Isra': 36).

Telah terbukti begitu banyak orang yang terseret kepada berbagai masalah rumit dan pelik, yang sebenarnya bisa dihindari seandainya mereka mampu menjaga lisannya.

Wallahu a'lam.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar