SAMPAH RUWAIBIDHAH
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Mereka berkata : "Hal tersebut oleh salaf ada yang melakukannya nggak ? Kalau tidak ya tinggalkan saja, itu bid'ah !"
Saya tidak akan menjawabnya. Biarkan seseorang yang merupakan imamnya salaf, pendiri salah satu madzhab, yang digelari penghidupnya sunnah untuk menjawab ini, nama beliau asy Syafi'i :
ΩΩ Ω Ψ§ ΩΩ Ω Ψ³ΨͺΩΨ― Ω Ω Ψ§ΩΨ΄Ψ±ΨΉ ΩΩΩΨ³ Ψ¨Ψ¨Ψ―ΨΉΨ© ΩΩΩ ΩΩ ΩΨΉΩ Ω Ψ¨Ω Ψ§ΩΨ³ΩΩ
“Setiap yang memiliki sandaran dari syariat maka itu bukanlah perkara bid’ah meskipun tidak pernah dikerjakan oleh salaf.”
Jadi pointnya menurut beliau sesuatu itu bisa dihukumi bid'ah atau tidak adalah pada "sandaran syariatnya", bukan masalah pernah dikerjakan salaf atau tidak.
Dan untuk itu para ulama mengerahkan segala kemampuan untuk mengkaji dalil, membedah hujjah dan meneliti masalah sampai berdarah-darah. Barulah setelahnya mereka berani menentukan hukum dari suatu permasalahan.
Bukan dengan cara memindai menggunakan kaidah ala kantong Doraemon : (1) Salaf mengerjakan atau tidak (2) Ini masalah ibadah atau bukan.
Maka tentu saya sangat penasaran dan heran sekali, bagaimana cara belajar orang-orang ajaib ini hingga bisa "secerdas" itu dalam memahami agama. Konon ngaji dua kali langsung bisa paham masalah bid'ah...
Seandainya mereka hidup di masa salaf tentunya tidak perlu lahir begitu banyak cabang-cabang keilmuan "yang membingungkan" seperti yang ada sekarang.
Semua bisa serba sederhana dan lebih mudah. Kan tinggal ditentukan kalau tidak sunnah ya bid'ah, kalau tidak halal ya haram. Kalau tidak dikerjakan ya tinggalkan, mudahkan ?
Cakep.... !
•┈┈•••○○❁༺Ξ±ΡΡ༻❁○○•••┈┈•
Screnshot berikut hanyalah pemanis, yang pahit lebih banyak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar