Selasa, 22 Oktober 2024

PENGINGAT UNTUK SAYA

 


PENGINGAT UNTUK SAYA

 

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

 

Beberapa sahabat dan pengikut di sosmed menginfokan bahwa saya telah ditahdzir dan dituduh mengajarkan kesesatan dan syubhat oleh sebagian pihak. Sebenarnya saya enggan untuk menanggapi hal remeh temeh begini, tetapi semakin ke sini desakan agar saya menggunakan hak jawab semakin kuat.

 

Maka berikut ini jawaban sederhana dari kami :

 

1. Hal yang seperti ini bukanlah perkara penting yang harus ditanggapi, apa lagi sampai mendapatkan perhatian secara khusus. Dakwah di sosmed itu seperti rimba raya tak bertepi. Ngurusi yang begituan, kitanya sudah kurus, masalah nggak bakal kelar.

 

Lagian yang tertuduh tidak selalu salah, meski juga dimungkinkan benar seperti yang dituduhkan.

 

Sehingga jangan memastikan kesalahan orang yang dituduh, sebagaimana tentu jangan mensucikan siapapun dari kesalahan, terutama orang seperti saya.

 

2. Jangan pernah membela berlebihan terhadap orang seperti saya, apa lagi menyandingkan dan menyamakan saya dengan ulama-ulama besar Islam yang dahulu juga pernah dituduh dengan berbagai macam ragam fitnahan.

 

Itu jelas beda kotak dan kelas. Ulama muslimin diuji dengan bentuk fitnahan untuk menyepuh emas dari karat, sedangkan para dai hari ini terkhusus orang seperti kami terkena ujian dan fitnahan lebih kepada teguran bahkan hukuman atas kebodohan dan kekurangan kami.

 

3. Maka jika tuduhan itu dialamatkan kepada sosok agung seperti imam Ghazali, Nawawi, Syafi'i dan ulama panutan lainnya sekaliber mereka, antum wajib untuk memiliki ghirah membela.

 

Karena posisi mereka jelas dan fitnahan terhadap mereka kebanyakan berangkat dari kejahilan, ketidaktahuan atau bahkan tuduhan dusta yang minim data.

 

Lakukan counter attack yang adil dan proporsional, itu jika kita mampu. Jika tidak sebaiknya diam saja, dan hindari perdebatan yang tidak perlu.

 

Sedangkan kepada orang seperti saya, tak ada faidahnya antum membela, karena sangat mungkin tuduhan itu benar adanya. Dan sekali pun tidak benar, tidak ada urgensinya antum membela kami secara membabi buta.

 

Justru hal itu hanya akan menambah masalah yang sebenarnya bisa disederhanakan.

 

4. Jangan pernah lebay mengatakan sedang membela kebenaran ketika sedang membela orang seperti saya. Kebenaran tetaplah kebenaran, dia akan menemukan jalannya sendiri untuk tetap eksis dan menang melawan kebatilan. Meskipun pengusungnya berguguran atau bahkan berbalik arah perjuangan.

 

Sedangkan yang kami sampaikan bisa benar bisa salah, bisa tepat bisa juga melenceng jauh. Karenanya antum jangan fanatik kepada siapapun, yang saya sampaikan adalah data yang bisa diuji dan ada standarnya. Bila benar silahkan diterima, bila keliru antum tidak perlu diajari bagaimana cara membuang sampah.

 

5. Demikian pula saya dan siapa pun bisa saja sewaktu-waktu berubah atau berbalik arah karena hidayah di tangan Allah, karena selama seseorang masih hidup ia belum jelas posisinya. Karenanya jangan pernah fanatik buta terhadap tokoh yang belum berakhir masa fitnahnya.

 

Persis seperti apa yang dinasehatkan oleh sayidina Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu :

 

 ΩˆΨ₯Ω† ΩƒΩ†ΨͺΩ… Ω„Ψ§Ψ¨Ψ― Ω…Ω‚ΨͺΨ―ΩŠΩ† فاقΨͺدوا Ψ¨Ψ§Ω„Ω…ΩŠΨͺ، فΨ₯Ω† Ψ§Ω„Ψ­ΩŠ Ω„Ψ§ ΨͺΨ€Ω…Ω† ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ الفΨͺΩ†Ψ©

 

"Jika kalian ingin mengambil teladan, ambilah dari orang yang sudah mati, karena yang masih hidup belum aman dengan fitnahnya."

 

6. Jangan playing victim dengan mengukur kebenaran karena adanya penolakan atau permusuhan terhadapnya, lalu mengatakan seperti itulah juga dahulu para nabi, dakwahnya ditolak dan dimusuhi.

 

Apa dikira aliran sesat dan menyimpang tidak mengalami penolakan dan dimusuhi ?

 

Kebenaran itu ada standarnya, ada ukurannya, yang bahkan ketiadaan pengetahuan dalil atasnya, kebenaran tetap akan dikenali oleh fitrah seseorang yang bersih.

 

 7. Resistensi terhadap seorang dai atau kelompok dakwah tak menunjukkan apapun dari hakikat benar dan salah. Yang ditolak tidak pasti salah, sebagaimana yang dieluk-elukkan belum tentu benar, begitu juga sebaliknya.

 

Yang sedang diterima atau pun yang sedang ditolak dakwahnya,  merekalah yang harus terus memperbaiki dan menjaga niat dan keikhlasannya.

 

8. Diantara wujud cinta kepada dakwah adalah dengan mencintai orang-orang yang mengusungnya. Dengan cara menyokong, membela, membantu dan mendoakan mereka.

 

Namun bukti cinta bukan hanya demikian, nasehat, kritikan dan juga teguran adalah bentuk lain dari wujud cinta yang benar.

 

Maka kami menilai bukanlah orang yang mencintai kami dengan tulus, mereka yang hanya mau membela tanpa bersedia mengingatkan kesalahan kami.

 

9. Terakhir, saya melihat tentang apa yang mereka tuduhkan, lebih karena rasa cinta mereka kepada kebenaran dan kaum muslimin, bukan karena kebencian.

 

Sebab siapa pun yang hatinya bening sudah pasti ingin melindungi kaum muslimin yang  dicintainya dari kejahatan orang-orang yang hendak mencelakai mereka. Termasuk dari dai-dai jahat dan syubhat yang memang nyata adanya.

 

Hanya mungkin karena ketidaktahuan, atau semangat mereka yang berlebihan, mereka selalu menganggap yang tidak sama dengan mereka sebagai musuh yang harus diperangi dan dihabisi.

 

Bukankah pepatah mengatakan :

 

Ψ§Ω„Ω†Ψ§Ψ³ Ψ§ΨΉΨ―Ψ§Ψ‘ Ω…Ψ§Ψ¬Ω‡Ω„ΩˆΨ§

 

"Seseorang itu akan cenderung memusuhi sesuatu yang tidak diketahuinya."

 

Sehingga tugas kita sebenarnya hanya sederhana, meyakinkan mereka, bahwa kita bukanlah seperti yang mereka dituduhkan. Mudahkan ?

 

Terus caranya bagaimana ? Nah itu dia, saya yang masih bingung cara menghadapi mereka, yang tahu koment ya.... :D

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar