π ππ§π ππ’π‘π¬π’π
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Kalau kejadian anda tiba-tiba disergap dan dikeroyok oleh puluhan rampok, sebenarnya saat itu anda boleh memilih untuk tidak melawan, lalu mengiba-iba meminta diampuni untuk tidak bunuh.
Meski kemudian harga diri diinjak-injak, harta dirampas atau mungkin keluarga anda dilecehkan. Ketidakberdayaan anda menjadi udzur, dan ini tidak berdosa.
Tapi kalau anda memilih untuk melawan meski tahu dengan resiko tidak akan mungkin bisa menang, lalu anda akhirnya terbunuh, maka anda terhitung mati syahid. Disebutkan di dalam hadits :
Ω َΩْ ΩُΨͺِΩَ Ψ―ُΩΩَ Ω َΨ§ΩِΩِ ΩَΩُΩَ Ψ΄َΩِΩΨ―ٌ ΩَΩ َΩْ ΩُΨͺِΩَ Ψ―ُΩΩَ Ψ―ِΩΩِΩِ ΩَΩُΩَ Ψ΄َΩِΩΨ―ٌ ΩَΩ َΩْ ΩُΨͺِΩَ Ψ―ُΩΩَ Ψ―َΩ ِΩِ ΩَΩُΩَ Ψ΄َΩِΩΨ―ٌ ΩَΩ َΩْ ΩُΨͺِΩَ Ψ―ُΩΩَ Ψ£َΩْΩِΩِ ΩَΩُΩَ Ψ΄َΩِΩΨ―ٌ
"Barangsiapa yang terbunuh karena melindungi hartanya maka dia syahid. Siapa yang terbunuh karena melindungi agamanya maka dia syahid.
Siapa yang terbunuh karena melindungi darahnya maka dia syahid. Siapa yang terbunuh karena melindungi keluarganya maka dia syahid." (HR.Tirmidzi)
Ini urusannya hanya membela diri sendiri, lalu bagaimana lagi dengan membela negara, bangsa dan bahkan agama ?
Cuma ya si tukang nyinyir itu tetap akan mengatakan : "Coba menyerah saja, kan nggak mati konyol jadinya."
Dia tidak tahu apa, begitu banyak kasus, di mana penjahat tetap akan menghabisi meski korbannya tak melawan demi menghilangkan jejak.
Maka kalau tahu berhadapan dengan model penjahat yang kalau melawan dibunuh, menyerah juga tetap dibunuh, justru memilih tidak melawan itu yang mati konyol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar