Selasa, 22 Oktober 2024

𝗛𝗔𝗗𝗜𝗧𝗦 – 𝗛𝗔𝗗𝗜𝗧𝗦 𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗡𝗨𝗥 𝗠𝗨𝗛𝗔𝗠𝗠𝗔𝗗


𝗛𝗔𝗗𝗜𝗧𝗦𝗛𝗔𝗗𝗜𝗧𝗦 𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚 𝗡𝗨𝗥 𝗠𝗨𝗛𝗔𝗠𝗠𝗔𝗗

 

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

 

Berikut ini adalah hadits-hadits yang sering dijumpai tentang Nur Muhammad dan yang berkaitan dengan hal tersebut. Jadi, yang akan kita sebutkan bukan hanya riwayat yang secara langsung menyebut Nur Muhammad, tapi juga beberapa riwayat serupa yang sering dikait-kaitan dengan konsep  Nur Muhammad ini.

 

Kami sertakan takhrij sekaligus keterangan dari para ulama tentang status riwayatnya.

 

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 : 𝗖𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶 𝘀𝗲𝗸𝗶𝘁𝗮𝗿 𝗔𝗿𝘀𝘆

 

إِنَّهُ كَانَ نُوْرًا حَوْلَ الْعَرْشِ فَقَالَ يَا جِبْرِيْلُ أَنَا كُنْتُ ذَلِكَ النُّورَ

 

“Sesunggunya dia (Muhammad) dulu adalah cahaya yang ada di sekeliling Arsy. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Jibril, aku dulu adalah cahaya itu.”

 

Takhrij : Hadits ini tidak tercantum dalam kitab hadits manapun. Demikian juga kami tidak mendapati dalam kitab-kitab lainnya yang bisa dijadikan pegangan dalam masalah hadits ataupun hukum agama lainnya. Riwayat ini dinukil di banyak tulisan tanpa sanad dan keterangan riwayat.

 

Derajat Hadits : Al Ajluni mengatakan bahwa hadits palsu.[1] Demikian juga Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim menyebutkan riwayat ini di bab : Hadits-hadits palsu dalam kitabnya.[2]

 

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗸𝗲𝗱𝘂𝗮 : 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗮𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗰𝗶𝗽𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗠𝗮𝗸𝗵𝗹𝘂𝗸

 

لَوْلَاكَ مَا خُلَقَتِ الْأَفْلاَكُ

 

“Kalau tidak ada kamu, tidak akan diciptakan alam semesta.”

 

Takhrij : Hadits ini juga tidak disebutkan dalam kitab induk hadits manapun. Hanya disebutkan di beberapa kitab lainnya tanpa menyertakan sanad riwayat seperti dalam kitab Ma’arij al Qudus halaman 144 karya imam Ghazali, Thabaqatul Qari (2/269), dan lainnya.

 

Derajat Hadits : Al Aljuni mengatakan bahwa hadits ini Maudhu’.[3]

 

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮 :  𝗡𝗮𝗯𝗶 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗮𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗰𝗶𝗽𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮

 

يَا مُحَمَّد ‌لولاك ‌مَا ‌خلقت ‌الدُّنْيَا

 

“Wahai Muhammad seandainya bukan karena engkau tidak akan aku ciptakan dunia.”

 

Takhrij : Tidak ada dalam kitab induk hadits manapun, adanya dalam Tarikh Ibnu Asakir.[4]

 

Kualitas Hadits : Hadits ini dinyatakan maudhu’ oleh beberapa ulama hadits seperti imam Ibnu Jauzi dan adz Dzahabi. Juga al imam Ibnu Jauzi berkata :

 

هذا حديثٌ موضوعٌ لا شكَّ فيه

 

“Kepalsuan hadits ini tidak diragukan lagi.”

 

Sebagaimana disebutkan dalam kitab Talkhis Kitab al Maudhu’at di halaman 86. Kepalsuan hadits ini juga dinyatakan oleh imam Suyuthi.[5] Sebab kepalsuan hadits ini karena dalam rawinya banyak yang majhul dan lemah.[6]

 

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗸𝗲𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 : 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗔𝗱𝗮𝗺 𝗱𝗶𝗰𝗶𝗽𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻

 

كُنْتُ نَبِياًّ وَلاَ آدَمَ وَلاَ مَاءَ وَلاَ طِيْنَ

 

“Aku sudah menjadi Nabi, ketika belum ada adam, belum ada air dan juga belum ada tanah.”

 

Dan lafadz semisal :

 

كُنْتُ نَبِيًّا وَآدَمُ بَيْنَ الْمَاءِ وَالطِّينِ

 

“Aku sudah menjadi Nabi sedangkan dan masih berupa air dan tanah.”

 

Takhrij : Riwayat ini juga tidak tercantum dalam kitab induk hadits manapun. Dinukil dalam beberapa kitab tanpa menyertakan sanad riwayat, seperti dalam kitab Mizanul Usul (1/479) karya Alauddin as Samarqandi, Tafsir ar Razi (6/525), Miratuzzaman (1/241) dan lainnya.

 

Kualitas Hadits : Abd al Hayy Laknawi al Hindi menyebutkan dalam kitabnya al Authar al Marfu’ah fi al Akhbar Maudu’ah halaman 45 sebagai hadits Maudhu’. Demikian juga Al Kirmi menegaskan akan kepalsuan hadits ini.[7] Keterangan yang sama juga disebutkan oleh Abu Abdurrahman al Hauti asy Syafi’i[8] dan Ibnu Taimiyah.[9]

 

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗸𝗲𝗹𝗶𝗺𝗮 : 𝗡𝗮𝗯𝗶 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱 𝗻𝗮𝗯𝗶 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮

 

كنت أول النبيين في الخلق وآخرهم في البعث

 

“Aku adalah Nabi yang pertama tapi yang terakhir diutus.”

 

Takhrij : Disebutkan dalam Fawaid at Tamma no. 1003, disebutkan oleh ath Thabrani dalam Musnad Syamiyin, no. 2662, juga oleh imam Suyuthi dalam Jamiul Jawami’ no. 441), dan Dailami no.4850.

 

Kualitas Hadits : Hadits ini diperbeda pendapatkan oleh ulama, sebagiannya menyatakan  kepalsuannya diantaranya oleh imam Syaukani[10]. Sedangkan sebagiannya menyatakan lemah, sebagaimana pendapat al imam Ibnu Rajab al Hanbali.[11]

 

Sebab cacatnya hadits ini adalah karena adanya rawi yang bernama Sa’id bin Bisyr. Berkata Al imam Munawi :

 

فيه وسعيد بن بشير ضعفه ابن معين وغيره

 

“Dalam rawinya ada Sa’id bin Basyir yang dilemahkan oleh Ibnu Ma’in dan ulama lainnya.”[12] Demikian juga yang dinyatakan oleh al  imam Ibnu Katsir.[13]

 

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗸𝗲𝗲𝗻𝗮𝗺 : 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶 𝗱𝗶𝗰𝗶𝗽𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗡𝘂𝗿 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱

 

Hadits berikut ini dikenal dengan hadits Jabir dan dikenal sebagai yang paling kontroversial. Disebut dengan hadits Jabir karena dalam riwayatnya dikatakan Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam berucap kepada Jabir radhiyallahu’anhu.

 

Dan disebut kontroversial karena hadits ini dinisbahkan kepada al Imam Abdurrrazaq di sebagian karyanya. Namun tidak jelas karya beliau yang mana. Sampai kemudian baru-baru ini  dikatakan telah ditemukan sebuah manuskrip yang hilang dari bagian kitab tersebut, lalu dicetak dengan cetakan versi tahqiq oleh Isa al Himyari.

 

Banyak kalangan yang kemudian menuding tambahan tersebut adalah palsu dengan beberapa bukti. Diantaranya ketika manuskrip ini hendak diteliti, dikatakan telah hilang terbakar oleh pentahqiqnya tersebut.

 

Sebelum kita masuk ke bab permasalahan itu, kita simak dulu haditsnya sebagai berikut :

 

عن جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما قال قلت يا رسول الله بأبي وأمي أخبرني عن أول شيء خلقه الله قبل الأشياء. قال يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه وسلم من نوره

 

“Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhu bahwa ia bertanya ; ‘Wahai Rasulullah, Ayah ibuku sebagai tebusan bagi engkau, beritahukanlah kepadaku tentang makhluk yang pertama kali Allah ciptakan sebelum segala sesuatu.’

 

Maka baginda bersabda : ‘Wahai Jabir sesungguhnya yang diciptakan oleh Allah sebelum segala sesuatu adalah Nur Nabimu Muhammad shalallahu’alaihi wassalam.”

 

Takhrij Hadits : Hadits ini tidak ada dalam kitab induk hadits manapun (kecuali Mushanaf Abdurrazaq yang cetakan tersebut). Ada tercantum dalam kitab Fatawa al Haditsiyah halaman 44 karya al imam Ibnu Hajar al Haitsami

 

Kualitas Hadits : Imam Syuyuthi ketika menyebutkan hadits ini berkata :

 

والحديث المذكور في السؤال ليس له إسناد يعتمد عليه

 

“Hadits yang disebutkan dalam permasalahan ini tidak ada isnadnya yang bisa dijadikan sandaran.”[14]

 

Sedangkan ulama lainnya menyatakan dengan tegas akan kepalsuan hadits ini. Bahkan syaikh al Ghumari mengomentari dengan pedas sikap imam Suyuthi yang tidak menyebutkan kepalsuan hadits ini dengan kalimatnya :

 

قال السيوطي هي الحاوي إنه غير ثابت وهو تساهل قبيح بل ظاهر الحديث الوضع واضح النكارة وفيه نفس صوفي حيث يذكر مقام الهيبة ومقام الخشية إلى آخر مصطلحات الصوفية

 

“Suyuthi berkata dalam kitabnya al Hawi bahwa riwayat tersebut hanya tidak bisa dijadikan sandaran dan ini adalah sikap menggampangkan yang buruk. Padahal telah jelas ini adalah palsu yang sangat jelas kemungkarannya.”[15]

 

Demikian juga kepalsuan hadits ini dinyatakan dalamkitab Kasyf As Syubhat :

 

 وبالجملة فالحديث منكر موضوع لا أصل له في شىء من كتب السُّنّة

 

“Disimpulkan bahwa hadits ini munkar lagi palsu tidak ada asalnya sedikit pun dalam kitab dan sunnah.”[16]

 

Masalah hadits ini juga dibahas keabsahannya oleh beberapa ulama al Azhar, diantara Syaikh Ali Jum'ah dalam situs resminya berikut ini : (link di kolom komentar)

 

Bersambung... (Menimbang keabsahan pencantuman riwayat Nur Muhammad dalam kitab Mushanaf Abdurrazaq)

___

[1] Kasyf al Khufa’ (1/265)

[2] Al Istighatsah hal. 99

[3] Kasyf al Khufa’ (2/164)

[4] Tarikh Ibnu Asakir (3/518).

[5] Al La’il Masnu’ah (1/272)

[6] Sabilul Huda wa Rasyad (1/75).

[7] Fawaidh al Maudu’at di halaman 104

[8] Asna’ Mathalib hal. 22

[9] Majmu’ Fatawa (2/238)

[10] Fawaid al Majmuat ahadits al Maudhu’at hal. 326

[11] Latahif al Ma’arif hal. 148

[12] Faidh al Qadir (5/53)

[13] Tafsir Ibnu Katsir (6/342)

[14] Al Hawi (1/223-224)

[15] Al Mulhaq Qashidatul Burdah hal 75

[16] Al Mursyid al Hair li Bayani Wadh’i Hadits Jabir, Kasyf Syubhat hal.210

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar