Selasa, 22 Oktober 2024

π—žπ—’π—€ π—•π—œπ—¦π—” π—žπ—˜π—•π—”π—Ÿπ—œπ—ž π—šπ—œπ—§π—¨ 𝗬𝗔 ?

 


π—žπ—’π—€ π—•π—œπ—¦π—” π—žπ—˜π—•π—”π—Ÿπ—œπ—ž π—šπ—œπ—§π—¨ 𝗬𝗔 ?

 

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

 

Ada sebagian pihak yang sikap hormat dan tunduknya kepada para penguasa mengalahkan ta'dzimnya kepada para alim ulama.

 

Padahal kewajiban taat dan hormat kepada ulama tidak ada perselisihan pendapat di dalamnya. Karena memang dalil tentang masalah ini pasti dan telah disepakati.

 

Sedangkan mengenai makna ayat kewajiban taat kepada ulil Amri, ulama masih berbeda pendapat, siapa dan apa makna ulil amri yang dimaksud dalam ayat tersebut.

 

Pendapat pertama mengatakan ulil amri adalah ulama juga, sedangkan pendapat kedua mengatakan mereka adalah penguasa yang menerapkan hukum syariat agama.

 

Mereka ini, kepada penguasa yang belum tentu paham agama dan mau menerapkan hukum syariat, begitu patuh secara mutlak, sampai yang kontra sedikit saja tak segan langsung divonis Khawarij.

 

Tapi sebaliknya kepada para ulama, sikapnya mudah merendahkan dan melecehkan disebabkan masalah yang sebenarnya masih bisa didiskusikan. Tapi seakan sudah dianggap tak ada ampun lagi dan layak untuk dihabisi. Seperti kehilangan rasa hormat, tidak beradab sama sekali.

 

Hanya sebab  tidak sepaham dicap ulama syubhat, atau dai yang menyeru ke pintu-pintu neraka dan aneka tahdziran lainnya. Padahal kalau mau adil, dalil tentang wajibnya ingkar kepada penguasa fajir, tak kalah banyaknya, tapi ya begitu, kalau berhadapan dengan kekuasaan berlagak lugu.

 

Maka jelas yang seperti itu bukanlah ajaran dan tuntunan ahlus sunnah wal Jama'ah, tapi paham dari kelompok Murji'ah.

 

Karena Ahlussunnah wal Jama'ah itu adalah pihak yang paling loyal kepada kebenaran dan keadilan, dan paling kontra terhadap kebatilan dan kedzaliman, siapapun pelaku dna pengusungnya.

 

Mohon jangan baper ya, karena perilaku irja' bisa ada di mana saja. Maka kalau tulisan ini ada baiknya, silahkan diambil manfaatnya, kalau buruk bantah saja dengan dalil dan hujah yang nyata. Tapi kalau ada yang ngamuk juga, saya bisa apa.... ?

 

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar