TUNDUK PADA SOP DAKWAH
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Saya akan selalu memilih untuk bersikap netral kaitannya dengan kelompok keislaman, dalam artian tidak mematenkan arus madzhab tertentu dan tak terlibat aktif dalam kepengurusan organisasi kelompok manapun.
Mungkin pernyataan ini akan dianggap naif oleh sebagian orang, karena dalam penilaiannya saya memang dianggap memihak kelompok tertentu, atau dalam praktek beragama nampak jelas menyerupai amaliyah yang menjadi ciri khas yang melekat pada golongan tertentu.
Tapi yang hendak saya tegaskan di sini adalah bahwa dakwah itu sebuah amaliyah atau pekerjaan yang kita dituntut untuk berlaku profesional. Maka selama tujuan, syarat, dan targetnya jelas serta bisa dipertanggung jawabkan, saya tidak mempermasalahkan lembaga dan organisasi manapun yang hendak bekerjasama dengan kami dalam kerja-kerja dakwah.
Maka berangkat dari itu mau HT, JT, NU, MD, Persis, Hidyatullah, al Irsyad, dan lembaga apapun itu selama masih saya yakini sebagai bagian dari keluarga besar Ahlussunnah wal Jama'ah yang menfasilitasi amal kebaikan untuk kami, maka alasan apa kami untuk menolak mereka ?
Asalkan tentunya keinginan baik itu sepaket dengan kesepakatan yang saya tetapkan. Diantaranya tentu saya tidak mau masalah ilmu diatur oleh siapapun termasuk panitia.
Kalau sekedar memberi masukan terkait kebiasaan, adat dan madzhab setempat, itu wajar, bahkan saya sedari awal biasanya akan minta data itu untuk modal materi yang disiapkan. Tapi selebihnya serahkan semua tanggung jawab dakwah kepada saya untuk memilih formulasi, isi dan diksi bahasa yang tepat.
Terkecuali kalau dalam kepanitiaan itu anggotanya adalah para alim ulama, terlebih lagi guru-guru yang saya berhutang ilmu kepada mereka. Ya tentu sudah kewajiban saya untuk cukup mendengar, nurut dan patuh saja.
Tapi kalau panitianya masih sesama "sabuk putih" terus berlagak mau ngatur dakwah dan nyetir dai dengan mengarahkan ini boleh dan itu tidak boleh, ya ubur-ubur ikan gurame, sorry ye...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar